Jumat, 08 Oktober 2010

Ibu...

IBU.................
Di tengah malam ini
Kucoba tuliskan segores kata
Seukir senyuman nyata
Sebagai tanda cinta
Untukmu,

IBU....
Belum ada yang bisa kuberikan padamu, Bu...
Tidak emas
Bukan berlian
Bahkan permata
Apalagi tahta!
Yang ada hanya bohongku
Yang ada hanya bantahanku
Yang ada hanya gerutuanku

Jangankan senyum yang tersungging di wajahmu
Tapi yang ada malah air mata karna kelakuanku!
Sungguh Bu, lihatlah anakmu
Makin hari makin besar makin dewasa
Gurat tua di wajahmu pun nampak semakin nyata
Tapi,
Apakah makin besar baktiku padamu, Bu?

Katakan yang keras hingga Allah pun mendengar!
Sungguh, jawabannya tidak, Bu!
Yang ada aku semakin jauh darimu
Makin kasar terhadapmu
Tak lagi mendengarmu
Berasa diri ini sudah mampu menapak sendiri tanpa dirimu, Bu!
Diri ini sombong, diri ini angkuh!

Padahal,
Siapa aku, Bu...
Siapa aku...
Aku tidak akan ada disini tanpa dirimu
Aku yang keluar dari rahimmu beberapa tahun lampau
Bersimbah darah, bertatap dengan maut

Tapi apa, Bu...
Senyum...
Sebuah senyuman dan tangis haru yang malah ada pada dirimu,
Bukan caci maki dan sumpah serapah bahwa aku telah memberatkanmu...
Sekarang,
Ketika aku melawanmu,
Kau tak pernah lontarkan sumpah serapah mengutukku,
Yang ada kau malah mendoakanku
Mendoakan anak yang tak pernah tahu rasa terima kasih..

Duh, Ibu...
Sungguh, apakah kau tahu?
Tak salah Allah kirimkan malaikat padaku
dengan sebuah status mulia yaitu IBU...

Aku bersyukur, Bu
Sungguh bersyukur
Taqdirku bertemu denganmu
Taqdirku merasakan cintamu
Taqdirku memilikimu

IBU,
Andai kau tahu
Sungguh selama ini banyak hal yang ingin kuceritakan padamu
Banyak sekali kata maaf yang terkunci rapat di ujung bibirku
Tak terhingga kata cinta yang ingin kuutarakan padamu, Bu...
Tapi anak ini masih merasa malu
Walaupun diri ini sendiri bingung,

Untuk apa aku malu,
Pada IBUku?


Aku hanya bisa bilang,

IBU MAAFKAN AKU
IBU AKU MENCINTAIMU...

Bahkan lebih dari yang IBU tahu,
Karna aku tak pernah memberitahu

Kamis, 07 Oktober 2010

Resep Untuk Hubungan Yang Menyenangkan

Percakapan yang menyenangkan bersama pasangan dapat menjadi pelepas penat dan pembangkit semangat. Sebaliknya, percakapan yang menyebalkan dan menegangkan bisa menjadi virus yang menggerogoti kekuatan hubungan, bahkan bisa menjadi pemicu runtuhnya komitmen untuk bersama.

Albert Ellis (psikolog yang terkemuka dalam kajian hubungan antar pribadi) dan Ted Crawford (pengembang kajian mengenai penyelesaian perbedaan dan konflik) dalam Making Intimate Connection (2000) merekomendasikan tujuh pedoman untuk mengembangkan hubungan yang menyenangkan dan komunikasi yang lebih lancar dengan pasangan.

1. Terimalah pasangan “sebagaimana adanya”. Hindari saling “menuntut” dan “menuduh”. Bebaskan diri Anda dari kewajiban memperbarui pasangan. Secara alamiah Anda dan pasangan Anda akan saling mempengaruhi dan menyesuaikan diri. Biarkan hal itu mengalir tanpa dibebani dengan “tuntutan” dan “seharusnya”.

2. Ungkapkan apresiasi sesering mungkin. Hindari kebawelan dan kebiasaan “mengkritik”. Tingkatkan frekuensi untuk mengakui keberhasilan dan perilaku positif yang ditampilkan pasangan. Perhatikan, temukan, dan sampaikan apresiasi sesering mungkin.

3. Jalin Komunikasi yang berlandaskan integritas. Jika ada pemahaman yang berbeda sampaikan perbedaan tersebut dengan selaras. Bilamana pasangan Anda benar, akuilah meskipun pendapat tersebut berbeda atau tidak Anda sukai. Sepakati untuk tidak saling menghukum karena menyampaikan kejujuran.

4. Saling mengungkapkan dan menjelajahi perbedaan dengan pasangan. Jelajahi perbedaan dengan pasangan untuk menemukan solusi menang-menang. Bersiaplah berkompromi bila memang solusi menang-menang sulit ditemukan tanpa berpura-pura setuju padahal tidak.

5. Berikan dukungan bagi tujuan pasangan Anda. Dengan tulus berikan dukungan pada usaha pasangan dalam mencapai tujuannya tanpa berpura-pura bila Anda memiliki perbedaan dengannya.

6. Berikan pasangan Anda hak untuk melakukan kesalahan. Hargai hak setiap orang sebagai manusia yang memiliki kemungkinan untuk terjatuh pada kelalaian dan kesalahan.

7. Pertimbangkan kembali keinginan Anda sebagai tujuan yang akan Anda raih kelak. Bilamana Anda tidak mendapatkan keinginan atau hasrat Anda, ingatkan diri Anda sendiri bahwa Anda tak perlu mendapatkan apa yang Anda inginkan, kini dan selamanya.

Idealnya, ketujuh pedoman ini menjadi komitmen Anda bersama pasangan. Bila ternyata belum, pilihlah untuk mempraktekkan tujuh resep ini sebagai komitmen sepihak terlepas dari apa yang dilakukan atau tidak dilakukan pasangan Anda. Selamat mencoba !